Dengan pengintegrasian komponen lingkungan hidup dan pelestarian sumber daya alam kedalam Progam PNPM Mandiri Perdesaan, selanjutnya disebut dengan PNPM Lingkungan Mandiri Pedesaan (PNPM-LMP) maka kegiatan ini akan mengutamakan perbaikan dan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam secara lestari kedalam salah satu program nasional dalam penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi di Indonesia.
PNPM-LMP bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di pedesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan pedesaan melalui pengelolan lingkungan dan sumber daya alam secara lestari. Disamping itu juga terdapat tujuan khusus yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat perdesaan, kapasitas masyarakat dan kualitas hidup masyarakat melalui kegiatan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang berkelanjutan serta meningkatkan tata pemerintahan lokal dalam perencanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Untuk menyebarluaskan informasi tentang pelaksanaan PNPM-LMP ini maka diperlukan suatu kegiatan sosialisasi dan penyadartahuan kepada masyarakat desa terutama di daerah-daerah pilot project agar masyarakat paham dan mengerti tentang program ini. Sehingga masyarakat dapat membuat perencanaan yang matang dalam mengajukan usulan kegiatan yang terkait dengan perbaikan dan pengelolaan lingkungan serta sumber daya alam secara lestari di desanya.
Mobile Awareness Unit-Orangutan Information Centre (MAU-OIC) bergabung dalam PNPM-LMP untuk memberikan awareness (penyadaran) sekaligus sosialisasi tentang program ini dibawah koordinasi Conservation Information Mobile-Wildlife Conservation Society (CIMO-WCS) telah melakukan roadshow PNPM-LMP ke Kabupaten Aceh Selatan pada tanggal 12-21 Desember 2010.
Kabupaten Aceh Selatan termasuk salah satu dari tiga kabupaten selain Aceh Timur dan Aceh Tengah sebagai lokasi PNPM-LMP. Di Aceh Selatan terdapat tiga kecamatan yang menjadi pilot project yaitu Kluet Tengah, Kluet Timur, dan Pasie Raja. Ketiga kecamatan tersebut memiliki tanah yang subur, hal ini memberikan keuntungan bagi usaha pertanian sebagai tulang-punggung ekonomi daerah. Potensi perekonomian bergantung pada komoditi kakao, kemiri, nilam, pinang, padi, palawija, serta tanaman sayuran, dan juga peternakan serta perikanan air tawar.
MAU-OIC selama roadshow ke Kabupaten Aceh Selatan telah mengunjungi enam desa yaitu Desa Krueng Kalee, Ujung Padang Raisan, Lawe Sawah, Ladang Tuha, Koto Menggamat, dan Desa Mersak. Dalam kegiatan roadshow ini dilakukan pemutaran film lingkungan dan diskusi dengan masyarakat. Dari diskusi yang dilakukan dengan masyarakat muncul pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan langsung dengan usulan yang diajukan masyarakat dalam BLM (Bantuan Langsung Masyarakat). Masyarakat juga menyampaikan alasan-alasan tentang usulan-usulan yang diajukan dalam PNPM-LMP. Salah satu pendapat yang disampaikan adalah masyarakat di daerah menyambut gembira dengan adanya PNPM-LMP dari pemerintah pusat tetapi juga merasa program ini akan sia-sia karena saat program ini dilaksanakan di suatu daerah untuk menyelamatkan lingkungan, sementara di sisi lain di daerah tersebut terjadi pengrusakan lingkungan yang dilakukan oleh pihak tertentu (perusahaan/oknum) karena mempunyai izin yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat.
Selama roadshow, Tim MAU-OIC membagikan beberapa material penyadaran di desa-desa yang dikunjungi berupa buku untuk masyarakat berjudul ” Ayat-ayat Konservasi” yang berisi pandangan Islam tentang konservasi dan juga buku untuk anak-anak berjudul ”Teman Hutan”. Di saat senggang Tim MAU-OIC juga membuka perpustakaan keliling untuk masyarakat.