Kabupaten Pakpak Bharat merupakan kabupaten pertama yang dikunjungi oleh Tim Awareness PNPM-LMP di Provinsi Sumatera Utara setelah selesai melakukan kegiatan penyadartahuan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sebelum melakukan kegiatan penyadartahuan, Tim Awareness mengumpulkan informasi dari CSO Kabupaten Pakpak Bharat tentang desa-desa yang akan dikunjungi serta isu-isu yang akan diangkat dalam diskusi dengan masyarakat. Isu-isu yang terkait dengan konservasi alam dan pelestarian lingkungan dalam PNPM-LMP yaitu tentang pemanfaatan jasa hutan, hutan tanaman rakyat/agroforestry, perlindungan sumber air, pertanian organik, perusakan lingkungan (konversi lahan, perambahan hutan, illegal logging), dan sebagainya.
Kegiatan penyadartahuan yang dilakukan oleh Tim Awareness PNPM-LMP telah dilaksanakan pada tanggal 17–25 Maret 2011 untuk tiga kecamatan yaitu Kecamatan Salak, Kerajaan, dan STTU Jehe; di delapan desa yaitu Desa Kuta Tinggi, Kuta Dame, Kuta Saga, Pardomuan, Surung Mersada, Perolihen, Simberuna, dan Tanjung Mulia.
Tim pelaksana kegiatan adalah tim bersama yang terdiri dari komponen konsultan yaitu ASTAL dan FKL dan Tim Awareness PNPM-LMP serta CSO Kabupaten Pakpak Bharat. Kegiatan penyadartahuan dilakukan melalui presentasi dan pemutaran film disertai dengan diskusi terbuka. Beberapa film pendukung PNPM-LMP yang ditayangkan antara lain film tentang biogas, pembuatan kompos, dan pemeliharaan kebun kakao. Dalam kegiatan tersebut juga disebarkan material penyadartahuan berupa poster.
Masyarakat mengharapkan banyak memperoleh informasi tentang pengelolaan lahan pertanian yang kondisinya miring. Masyarakat sangat antusias untuk berdikusi tentang pertanian organik. Hal lain yang juga meresahkan masyarakat adalah hama besar yang merusak tanaman di kebun masyarakat seperti babi hutan, monyet ekor panjang, dan beruk. Pembasmian hama dengan membunuh satwa tersebut terutama jenis kera tidak berani dilakukan masyarakat walaupun ada sebagian masyarakat yang menembak satwa tersebut dengan senapan angin jika masuk ke kebun dan merusak tanaman. Masyarakat tidak berani membunuh dikarenakan takut terkena sanksi hukuman, sehingga masyarakat sangat resah dan bingung apakah jenis satwa tersebut dilindungi atau tidak. Masyarakat sangat mengharapkan respon dari pemerintah daerah maupun pihak terkait seperti Dinas Kehutanan dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam untuk memberikan sosialisasi tentang status satwa tersebut serta solusi bijak dalam mengatasi satwa yang menjadi hama tersebut.
Masyarakat juga berhadap adanya peningkatan kapasitas melalui kegiatan pelatihan-pelatihan yang terkait dengan PNPM-LMP. Sebaiknya narasumber atau pelatih didatangkan langsung ke daerah agar dapat melihat langsung kondisi di daerah mereka dan dapat memberikan masukan kepada masyarakat tentang pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang mereka miliki.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan kegiatan penyadartahuan yang dilakukan oleh Tim Awareness PNPM-LMP terdapat hambatan yang dihadapi terutama faktor cuaca. Di hari terakhir pada tanggal 24 Maret 2011 dijadwalkan akan dilakukan kegiatan penyadartahuan di dua desa yaitu Desa Tanjung Mulia dan Desa Malum. Akibat hujan deras menyebabkan pohon besar tumbang menutupi jalan lintas Pakpak Bharat – Subulussalam sehingga tim tidak dapat melanjutkan kegiatan di Desa Malum.
Kegiatan penyadartahuan di dua desa di Kecamatan Salak yaitu Desa Penanggalan Binanga Boang dan Desa Boang Manalu batal dilaksanakan karena pada tingkat aparatur desa tidak menanggapi positif kegiatan penyadartahuan yang akan dilaksanakan dan telah dijadwalkan. Informasi yang diperoleh Tim Awareness dari masyarakat sekitar lokasi tersebut bahwa masyarakat jenuh dengan rutinnya kegiatan pertemuan yang dilaksanakan di desa mereka.
Kegiatan penyadartahuan yang telah dilakukan cukup mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat desa yang dikunjungi. Hal ini terlihat dari antusias masyarakat dalam menyampaikan pendapat dan pertanyaan dalam kegiatan diskusi. Membangun komunikasi yang baik merupakan jembatan bagi lancarnya suatu program yang akan dilaksanakan. Tim Awareness mencoba untuk berbagi informasi dan pengalaman yang didapat dari daerah lain yang telah dikunjungi dalam PNPM-LMP kepada masyarakat yang dikunjungi.
Dukungan masyarakat terhadap program ini tentunya sangat diharapkan agar masyarakat dapat terlibat langsung dan berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan di desa mereka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia merupakan hal terpenting yang harus dibangun. Dengan pengetahuan yang diperoleh masyarakat dari berbagai kegiatan dalam PNPM-LMP diharapkan dapat memberikan pemahaman dan penyadaran tentang pentingnya pelestarian lingkungan demi kelestarian sumber daya alam.
Kegiatan penyadartahuan yang berjalan secara terus menerus dengan cakupan wilayah yang lebih luas diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat serta keikutsertaan mereka dalam mendukung program ini.